Senin, 11 Februari 2019

Profil Saya







Nama saya Muhammad Armo M 
Mahasiswa Stimik Handayani Makassar



Motto hidup saya : tidak apa apa miskin tapi uang halal, dari pada kaya tapi uang halal juga





Minggu, 10 Februari 2019

Contoh Pengujian Black Box Pada Aplikasi Parkir Kendaraan



Pengujian Black Box (Aplikasi Managemen Parkir)

Tabel Pengujian Pada Menu Data Parkir ( Parkir Masuk )


No
Skenario Pengujian
Hasil Yang Di harapkan
Keterangan
1.
Mengisi No. Polisi dan tidak memilih jenis kendaraan
Lalu klik tombol simpan


Test Case :

Sistem tidak menyimpan data kendaraan dan menampilkan “Jenis Kendaraan belum dipilih”


Hasil Pengujian :








Valid
2
Mengosongkan No. Polisi dan memilih jenis kendaraan lalu klik tombol simpan

Test Case :

Sistem tidak menyimpan data kendaraan dan menampilkan  pesan “No. Polisi Belum diisi”

Hasil Pengujian:








Valid
3.
Megosongkan No. Polisi dan tidak memilih jenis kendaraan lalu klik tombol simpan


Test Case :

Sistem tidak menyimpan data kendaraan dan memunculkan pesan “No. Polisi dan Jenis kendaraan belum diisi”

Hasil Pengujian :









Invalid
4.
Megisi No. Polisi tidak sesuai format dan memilih  jenis kendaraan lalu klik tombol simpan

Test Case :

Sistem tidak menyimpan data kendaraaan dan memunculkna pesan “No. Polisi tidak sesuai format ”

Hasil Pengujian :








Invalid
5
Mengisi No. Polisi dan memilih jenis kendaraan lalu klik tombol reset

Test Case :

Sistem akan mengosongkan No. Polis dan jenis kendaraan


Hasil Pengujian :







Valid


Tabel Pengujian Pada Menu Data Parkir ( Parkir keluar )
No
Skenario Pengujian
Hasil Yang Di harapkan
Keterangan
1
Mengosongkan No. Polisi lalu klik tombol cari

Test Case :

Sistem akan memunculkan pesan “No. Polisi kosong”

Hasil : Pengujian :







Valid
2
Mengisi No. Polisi yang datanya tidak ada lalu klik tombol cari

Test Case :

Sistem akan memunculkan pesan “No. Polisi tidak di temukan”

Hasil Pengujian :







Valid
3
Mengisi No. Polisi yang datanya ada lalu klil tombol cari


Test Case :

Sistem akan menampilkan pesan “data di temukan” dan datanya akan tampil di form

Hasil Pengujian :







Invalid
4
Data kendaraan sudah muncul di form lalu klik  tombol keluar


Test Case :

Sistem akan menghitung biaya parkir dan muncul pesan kendaraan sudah keluar

Hasil Pengujian :







Valid
5
Data kendaraan sudah muncul di form lalu klik tombol cetak Tiket


Test Case :

Sistem akan memunculkan preview tiket :



Hasil Pengujian :








Invalid
6
Data Kendaraan sudah muncul di form lalu klik tombol bersihkan

Test Case :

Sistem akan mengosongkan form



Hasil Pengujian :








Valid


Tabel Pengujian Pada Menu Data Pendapatan ( Bulanan )
NO
Skenario Pengujian
Hasil yang di harapkan
Keterangan
1
Memilih bulan dan Tahun lalu klik tombol ok

Test Case :

Sistem memunculkan data orang yang sudah parkir pada bulan dan tahun yang telah di pilih dan otomatis menghitung total pendapatan

Dan jika pada bulan dan tahun tersebut tidak ada yang parkir maka sistem akan memunculkan pesan “Data pada bulan tersebeut kosong”

Hasil Pengujian :








Valid






RANGKUMAN MATERI TESTING DAN IMPLEMENTASI

RANGKUMAN MATERI TESTING DAN IMPLEMENTASI

Testing merupakan Proses menganalisa suatu entitas software atau sistem untuk mendeteksi perbedaan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang diinginkan (defect / error / bugs) dan mengevaluasi fitur-fitur atau data-data dari entitas software (standar IEEE1059).
Atau juga dapat di katakan dengan proses menjalankan atau run dan mengevaluasi perangkat lunak (secara manual maupun otomatis) untuk menguji apakah perangkat lunak sudah memenuhi persyaratan atau belum, dalam artian testing ini menguji sebuah sistem apakah sistem tersebut sudah dapat di gunakan atau belum dan sudah sesuai dengan apa yang di rancang atau belumnya.
Testing ini juga memiliki sebuah tujuan di antara lain untuk :
Ø  Menguji sehingga dapat menemukan kesalahn yang sebelumnya belum bisa di temukan.
Ø  Pengujian yang baik bukan untuk memastikan tidak ada kesalahan  tetapi untuk memcari sebanyak mungkin kesalahan yang ada pada program, agar program yang ada dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah di harapkan/di rencanakan.
Dalam testing terbagi ke dalam dua kriteria dalam melakukan sebuah pengujian sebuah perangkat lunak.
1.      Software Verification.
Pada kriteria ini hal yang perlu di cari atau di testing berkenaan dengan apakah metode dalam pengembangan sistem sudah benar atau belum, serta sistem yang ada apakah sudah sesuai belum dengan spesifikasi yang ada.
2.      Software Validation.
Pada kriteria yang kedua ini berkenaan dengan pengujian apakah sistem yang dikembangkan sudah benar serta sistem yang ada sudah sesuai dengan yang diharapkan pengguna atau belum.
Dalam testing dan implementasi sistem dikenal 2 metode pengujian yang populer, yakni pengujian black box dan pengujian white box.
1.      Black Box

Pengertian Black Box Testing
Pengujian black box juga dikenal sebagai Behavioral Testing merupakan sebuah metode pengujian software dimana internal struktur, desain, dan implementasian dari suatu bagian yang sedang diuji tidak diketahui oleh pengujinya. Dalam pengujian black box yang diuji adalah fungsionalitas maupun non-fungsionalitasnya, meskipun biasanya yang diuji adalah hanya fungsionalitasnya saja.
Metode pengujian software ini dinamakan black box dikarenakan software program yang sedang diuji dimata penguji atau testernya adalah seperti kotak hitam; apa apa didalamnya tidak diketahui. Metode pengujian ini diseleggarakan untuk mencari error-error didalam kategori berikut ini:
  1. Tidak benar atau hilangnya fungsionalitas
  2. Error desain antar muka
  3. Error di dalam struktur data atau akses external databas
  4. Error di performanya
  5. Error pada inisialisasi dan terminasi
Pengertian dari ISTQB
  • Black box testing: Pengujian terhadap funsionalitas atau non-fungsionalitas softaware atau sistem tanpa mengacu pada struktur internalnya.
  • Teknik perancangan black box testing: procedure untuk mengambil dan/atau memilih kasus pengujian berdasarkan pada sebuah analisis spesifikasi maupun fungsionalitas atau non-fungsionalitas dari sebuah komponen atau sistem tanpa mengacu atau mempertimbangkan struktur internalnya.
Contoh black box testing:
Seorang tester tanpa memiliki pengetahuan mengenai struktur internal dari sebuah website menguji halaman website dengan menggunakan sebuah browser; memasukan inputan dan mengecek apakah outpunya sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.
Black box testing cocok pada level pengujian:
1. Integration testing
2. System testing
3. Acceptance testing
Teknik-teknik dalam black box testing
Berikut ini merupakan beberapa tenik yang bisa digunakan untuk merancang pengujian black box ini:
  1. Equivalence partitioning 
    Teknik ini merupakan teknik pengujian software yang melibatkan pembagian nilai input kedalam bagian nilai valid dan tidak valid dan memilih nilai perwakilan dari masing-masing sebagai data test.
  2. Boundary vallue analisys
    Teknik ini merupakan teknik pengujian software yang melibatkan penentuan-penentuan nilai input dan memilih beberapa nilai dari batasan-batasan tersebut baik luar maupun dalam dari batasan-batasan tersebut sebagai data test.
  3. Cause Effect Graphic
    Teknik ini merupakan teknik pengujian software yang melibatkan penidentifikasian sebab-sebab (kodisi input) dan akibat-akibat (kondisi output), menghasilkan grafik sebab-akibat dan kasus-kasus test.
Keuntungan menggunakan pengujian black box
Balck box testing ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya adalah:
  1. Pengujian ini merupakan pengujian yang langsung barasal dari sudut pandang pengguna dan akan mengungkapkan ketidak-sesuain dari spesifikasi.
  2. Penjuji atau tester tidak perlu mengetahui pengetahuan mengenai bahasa pemograman atau bagaimana software tersebut diimplementasikan.
  3. Pengujian ini bisa dilaksanakan tidak teragantung developer sehingga peujian ini lebih objektif.
  4. Pengujian bisa langsung dilaksanakan apabila spesifikasi softwarenya telah selesai dibuat.
Kelemahan menggunakan pengujian black box
Balck box testing ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya adalah:
  1. Hanya beberapa inputan yang memungkinkan bisa untuk diujikan dan banyak path program tertinggal tidak diuji.
  2. Tanpa spesifikasi yang jelas sebagaimana terjadi di dalam banyak projek maka akan sulit untuk mendesain rancangan uji kasus.
  3. Pengujian akan redundan apabila desainer atau developer telah melaksanakan uji kasus.
Contoh pengujian black box testing bisa di liat pada link berikut :

2.      White Box


Pada metode white box testing pengujian yang dilakukan berdasarkan pada pengecekan terhadap detail perancangan sistem yang ada, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara procedural untuk membagi pengujian ke dalam beberapa kasus pengujian.
Pengujian dengan menggunakan White-Box membuat programmer dapat melakukan beberapa hal berikut :
1.      Kepastian bahwa semua modul program pernah di uji paling tidak satu kali.
2.      Menggunakan keputusan logis pada sisi true atau false.
3.      Mengeksekusi semua looping dan pencabangan pada setiap operasi modul.
4.      Menggunakan struktur berkas untuk menjamin validasi.
Langkah dalam penerapan metode testing white box yang pertama kita mendefinisikan sebuah alus logika dari sebuah sistem ,kemudian membangun kasus untuk digunakan dalam pengujian lalu yang terakhir kita tinggal melakukan pengujian. Namun metode ini mempunyai kelemahan seperti untuk software atau perangkat lunak yang tergolong besar ,metode pengujian dengan white box testing dianggap sebagai strategi yang tergolong boros, karena akan melibatkan sumberdaya yang besar untuk melakukannya.
Teknik pengujian pada white box testing:
a)        Menggambarkan kode program ke dalam graph yaitu node & edge.
Jika berhubungan bernilai 1, bila tidak bernilai nol.
Dalam pengujian ini akan diperoleh hasil :
·         Kemungkinan source code yang dieksekusi
·         Waktu yang dibutuhkan
·         Memori yang digunakan
·         Sumber daya yang digunakan
b)        Basic path, yaitu pengukuran kompleksitas kode program dan pendefinisian alur yang akan dieksekusi.
Digambarkan sequence, if, atau while nya.Uji coba basis path adalah teknik uji coba white box yang diusulkan Tom McCabe.Metode ini memungkinkan perancang test case mendapatkan ukuran kekompleksan logical dari perancangan prosedural dan menggunkan ukuran ini sbg petunjuk untuk mendefinisikan basis set dari jalur pengerjaan. Test case yg didapat digunakan untuk mengerjakan basis set yg menjamin pengerjaan setiap perintah minimal satu kali selama uji coba.
c)         Data flow testing, untuk mendeteksi penyalahgunaan data dalam sebuah program.

d)        CyclomaticComplexity
Cyclomatic Complexity merupakan suatu sistem pengukuran yang menyediakan ukuran kuantitatif dari kompleksitas logika suatu program. Pada Basis Path Testing, hasil dari cyclomatic complexity digunakan untuk menentukan banyaknya independent paths. Independent path adalah sebuah kondisi pada program yang menghubungkan node awal dengan node akhir.
Dari kedua metode testing di atas ,keduanya memiliki sebuah perbedaan White Box lebih kepada struktural yang melakukan testing pada software/program aplikasi menyangkut security dan performance program tersebut meliputi test code ,desain implementasi ,security, data flow serta software failure. Sedangkan pada metode Black Box lebih kepada fungsi/fungsional menguji berdasarkan apa yang di lihat serta hanya fokus pada fungsionalitas dan hasil keluaran atau output serta metode Black Box dilakukan setelah White Box testing.

Implementasi Sistem Informasi
Implementasi merupakan tahap meletakkan sebuah sistem supaya siap untuk dioperasikan sesuai dengan apa yang telah dibuat pada tahap desain atau meruapakan tahap dimana sistem yang telah dirancang pada tahap sebelumnya diterapkan, berupa perangkat lunak maupun perangkat keras yang digunakan. Dengan penerapan sistem yang dirancang, hasilnya dapat dioperasikan dan digunakan secara optimal sesuai kebutuhan.
Tahap dari proses implementasi sistem merupakan bagian dari pengembangan sistem informasi hanya saja Implementasi sistem (system implementation). Merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Tahap implementasi sistem (system implementation) adalah tahap meletakkan sistem supaya siap dioperasikan.
Dalam menjalankan sebuah kegiatan implementasi perlu dilakukan beberapa halberikut sebelum dilakukannya implementasi yaitu:
         Pengumpulan data (data gathering) Jika sudah ada sistem yang berjalan sebelumnya maka perlu dilakukan pengumpulan data dan informasi yang dihasilkan dari sistem yang ada.
         Analisa Sistem Jika tahapan pengumpulan data dilakukan dengan melibatkan klien atau pengguna sistem informasi, maka mulai dari tahapan analisa lebih banyak dilakukan oleh pihak pengembang sendiri.
         Perancangan Sistem (design) Merancang alir kerja (workflow) dari sistem dalam bentuk diagram alir (flowchart) atau Data Flow Diagram (DFD). Merancang basis data (database) dalam bentuk Entity Relationship Diagram (ERD) bisa juga sekalian membuat basis data secara fisik.
         Penulisan kode program (Coding) Programming (desktop application) atau Scripting (web-based application) hanyalah salah satu tahapan dari siklus hidup pengembangan sistem. Tahapan ini dilakukan oleh satu atau lebih programmer.
         Testing Biasanya tahapan ini dilakukan oleh Quality Assurance dari pihak pengembang untuk memastikan bahwa software yang dibangun telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan
Tahapan dalam mengimplementasikan sebuah Sistem Informasi
System Development Life Cycle (SDLC)SDLC adalah    tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi
                         Langkah yang digunakan meliputi :
         Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi.
         Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan.
         Menentukan permintaan pemakai sistem informasi.
         Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik.
         Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).
         Merancang sistem informasi baru.
         Membangun sistem informasi baru.
         Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru.
         Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila diperlukan.

System Development Lyfe Cycle (SDLC)
SDLC memiliki beberapa model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid, prototyping, incremental, build & fix, dan synchronize & stabilize.
Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam langkah yaitu  :
           Analisis sistem
         Spesifikasi kebutuhan sistem
         Perancangan sistem
         Pengembangan sistem
         Pengujian sistem
         Implementasi dan pemeliharaan sistem
SDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam tiga kegiatan utama, yaitu :
      Analysis
      Design
      Implementation
Setiap kegiatan dalam SDLC dapat dijelaskan melalui tujuan (purpose) dan hasil kegiatannya (deliverable).

sumber : 
- http://fkomers.blogspot.com/2016/11/testing-dan-implementasi-sistem.html
- http://yudihermawan.student.telkomuniversity.ac.id/metode-black-box-testing/